Sawahlunto,TargetOnlineNews.com – Kasus yang dialami oleh Desi, seorang ibu dengan tiga anak, menunjukkan betapa sulitnya masyarakat Sawahlunto dalam mendapatkan jaminan kesehatan BPJS gratis. Meskipun pemerintah pusat telah meluncurkan program ini untuk warga tidak mampu, namun di Sawahlunto, proses pendaftaran dan pengaktifan BPJS masih banyak kendala.
Desi yang didampingi awak media, telah tiga kali mendatangi Kantor Dinas Kesehatan (DKK) Kota Sawahlunto untuk mendaftarkan anaknya yang terkecil sebagai penerima layanan BPJS. Namun, proses pendaftaran ini ternyata tidaklah mudah. Petugas DKK memberikan jawaban yang berbeda-beda setiap kali Desi datang, mulai dari menunggu 15 hari hingga harus bergabung dengan BPJS umum yang berbayar.
Keterlambatan pendaftaran BPJS ini berakibat fatal bagi Desi dan anaknya. Ketika anaknya terjatuh dan mengalami cedera, Desi harus membayar biaya pengobatan sebesar Rp 390.000 karena anaknya belum terdaftar sebagai penerima BPJS. Ini menunjukkan bahwa janji pemerintah untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu belum sepenuhnya terealisasi di Sawahlunto.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas program BPJS di Sawahlunto. Apakah proses pendaftaran dan pengaktifan BPJS sudah efektif dan efisien? Apakah pemerintah kota Sawahlunto telah melakukan upaya yang cukup untuk memastikan bahwa masyarakat tidak mampu dapat mengakses layanan kesehatan yang memadai?
Pemerintah kota Sawahlunto perlu melakukan upaya untuk memperbaiki sistem pendaftaran dan pengaktifan BPJS sehingga lebih efektif dan efisien. Selain itu, perlu juga dilakukan peningkatan kesadaran dan edukasi kepada masyarakat tentang program BPJS dan bagaimana cara mendaftar serta mengaktifkannya.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat Sawahlunto dapat mengakses layanan kesehatan yang memadai dan terjangkau, terutama bagi mereka yang tidak mampu [tim/ris1].
Komentar