Sawahlunto,TargetOnlineNews.com – Kementerian Agama Kota Sawahlunto melalui Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam menggelar kegiatan Pembinaan Da’i dan Da’iyah tingkat kota Sawahlunto pada Kamis, 22 Mei 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula Puskesmas Sungai Durian, Kecamatan Barangin, dan diikuti oleh 40 peserta Da’i dan Da’iyah se-Kota Sawahlunto.
Dengan mengusung tema “Peningkatan Peran dan Fungsi Da’i/Da’iyah untuk Mewujudkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin”, kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas dan wawasan para pendakwah dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang inklusif, toleran, serta sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Kepala Kantor Kemenag Sawahlunto, H. Dedi Wandra, membuka kegiatan secara resmi dan sekaligus menyampaikan materi pembinaan tentang memahami pentingnya dakwah yang inklusif dan menghargai perbedaan. Ia menekankan pentingnya metode dakwah yang menyesuaikan dengan konteks sosial masyarakat.
“Kondisi kita sangat beragam. Karena itu, para da’i harus mampu memilih bahasa yang tepat, pendekatan yang tepat, serta isi dakwah yang membangun, bukan memecah belah,” ujar Dedi.
Dedi juga menegaskan bahwa dakwah inklusif adalah pendekatan yang menekankan toleransi, keterbukaan, dan menghargai realitas sosial dan keberagaman umat.
“Dakwah itu bukan untuk menghakimi, tapi memberi pemahaman. Jika tidak hati-hati, dakwah bisa malah menimbulkan reaksi negatif di tengah masyarakat,” tambahnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sawahlunto, Fadli Rifenta, juga turut mengisi materi dengan topik “Memahami Ikhtilaf dalam Islam”. Ia mengajak peserta untuk mengedepankan sikap arif dalam menyikapi perbedaan pendapat dalam Islam.
“Seorang da’i harus mampu menjelaskan perbedaan ini tanpa menyudutkan satu pandangan,” jelas Fadli.
Sesi terakhir diisi oleh Kasi Bimas Islam, Apgreadisman, yang menyoroti pentingnya membangun kesadaran etika dan moral dalam berdakwah. Ia menekankan bahwa akhlak da’i adalah cerminan dari nilai dakwah itu sendiri.
Dengan adanya kegiatan pembinaan ini, diharapkan para da’i dan da’iyah dapat meningkatkan kapasitas dan wawasan mereka dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang inklusif dan toleran, serta membangun kesadaran etika dan moral dalam berdakwah.(hms/ris1)
Komentar