Tanjung Pinang,TargetOnlineNews.com — Di perairan tenang Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, terdapat sebuah pulau kecil yang menyimpan jejak sejarah, budaya, dan spiritualitas Melayu yang begitu kental: Pulau Penyengat. Pulau ini bukan sekadar destinasi wisata biasa—ia adalah saksi bisu dari kejayaan Kesultanan Riau-Lingga dan pusat perkembangan bahasa Melayu klasik.
Pesona Sejarah yang Kuat
Pulau Penyengat dikenal luas sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga pada abad ke-18 hingga ke-19. Salah satu ikon paling menonjol di pulau ini adalah Masjid Raya Sultan Riau, sebuah masjid megah berwarna kuning dan hijau yang dibangun pada tahun 1832. Uniknya, bangunan masjid ini kabarnya menggunakan campuran putih telur dalam adonan semen sebagai penguat struktur—sebuah teknik tradisional yang masih membuat banyak orang takjub hingga kini.
Selain masjid, pengunjung juga dapat menyusuri berbagai situs bersejarah lainnya seperti Makam Raja Ali Haji, sang pujangga besar Melayu yang menulis Gurindam Dua Belas, serta benteng pertahanan dan istana sisa-sisa kejayaan kesultanan.
Budaya dan Religi yang Hidup
Atmosfer religius dan tradisional masih terasa kental di Pulau Penyengat. Masyarakat lokal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat Melayu. Wisatawan bisa menikmati pantun, gurindam, serta musik gambus dan zapin dalam berbagai pertunjukan budaya yang terkadang digelar saat hari-hari besar atau acara khusus.
Keindahan Alam yang Menawan
Meski lebih dikenal karena nilai sejarah dan budayanya, Pulau Penyengat juga menawarkan keindahan alam yang memesona. Pantainya bersih, udaranya segar, dan pemandangan lautnya menenangkan. Karena ukurannya yang relatif kecil, wisatawan dapat menjelajahi seluruh pulau dengan becak motor dalam waktu sekitar satu jam.
Akses dan Fasilitas
Untuk menuju Pulau Penyengat, wisatawan hanya perlu menyeberang dengan pompong—perahu kecil bermotor—dari Pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjung Pinang. Perjalanan ini hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Di pulau, tersedia fasilitas dasar seperti tempat makan, toilet umum, serta homestay sederhana bagi wisatawan yang ingin bermalam.
Menjaga Warisan, Membangun Pariwisata
Pemerintah setempat terus berupaya mengembangkan Pulau Penyengat sebagai ikon wisata sejarah dan budaya di Kepulauan Riau tanpa menghilangkan nilai-nilai kearifan lokal. Upaya pelestarian situs, pelatihan pemandu wisata, serta penyelenggaraan festival budaya rutin menjadi bagian dari strategi ini.
Pulau Penyengat bukan hanya tempat wisata—ia adalah narasi hidup tentang kejayaan peradaban Melayu. Bagi siapa pun yang ingin menyelami kekayaan sejarah, budaya, dan spiritualitas Melayu, pulau ini adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Tanjung Pinang. (Ris1)
Komentar