oleh

Presiden Prabowo Terima Tokoh Senior Gerakan Nurani Bangsa di Istana Merdeka

Jakarta, TargetOnlineNews.com— Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima sejumlah tokoh senior yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (11/9) malam. Pertemuan yang berlangsung selama hampir tiga jam ini membahas berbagai isu strategis kebangsaan, mulai dari reformasi politik, ekonomi, penegakan hukum, hingga refleksi atas tantangan dan harapan Indonesia di masa mendatang.

Dalam suasana hangat dan penuh keterbukaan, para tokoh dan Presiden Prabowo saling bertukar pandangan mengenai langkah-langkah memperkuat persatuan bangsa serta menjaga arah pembangunan agar berlandaskan prinsip keadilan sosial dan kemanusiaan.

Adapun 16 tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain:

1. Sinta Nuriyah Wahid
2. Prof. Quraish Shihab
3. Pdt. Gomar Gultom
4. Romo Franz Magnis-Suseno
5. Omi Nurcholis Majid
6. Lukman Hakim Saifuddin
7. Erry Riyana Hardjapamekas
8. Alissa Wahid
9. Komaruddin Hidayat
10. Francisia SS Seda
11. Laode M. Syarif
12. Hong Thin
13. Kamaruddin Amin
14. Bhikkhu Dhanmasubho Mahathera
15. Pdt. RD Aloys Budi Purnomo
16. Uskup Antonius S. Bunjamin

Dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya menjaga ruang dialog dan komunikasi antara pemerintah dengan berbagai komponen bangsa, termasuk tokoh agama, akademisi, dan pegiat masyarakat sipil. Menurutnya, pembangunan nasional hanya dapat berhasil jika dilandasi kerja sama, saling menghormati, dan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat.

“Indonesia membutuhkan kolaborasi dari semua pihak. Pemerintah akan terus terbuka menerima masukan demi mewujudkan bangsa yang damai, berdaulat, dan berkeadilan,” ujar Presiden Prabowo.

Tokoh Gerakan Nurani Bangsa juga menyampaikan sejumlah catatan penting terkait penguatan reformasi birokrasi, perlunya keberlanjutan program pemberantasan korupsi, hingga urgensi pemerataan ekonomi untuk mengurangi kesenjangan sosial.

Pertemuan ini menjadi sinyal positif atas keterbukaan pemerintah dalam menjalin komunikasi lintas agama, budaya, dan pemikiran. Para tokoh menekankan bahwa menjaga Indonesia tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif seluruh masyarakat.

Dengan dialog ini, diharapkan muncul energi bersama untuk menghadapi tantangan global, memperkuat demokrasi, serta membangun Indonesia yang inklusif dan berkeadilan sosial.(Ris1)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *