SAWAHLUNTO,TargetOnlineNews.com – Di sebuah sudut asri di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, tepatnya di kawasan bekas tambang batubara ombilin sawahlunto, tumbuh harapan baru dari sesuatu yang kecil namun penuh makna: lebah galo-galo. Dari balik pekarangan rumah dan kayu-kayu bekas, hadir tetes-tetes madu alami yang kini menjadi produk unggulan UMKM lokal — Madu Galo-Galo Cupiang, milik Hery Setiawan.
Usaha sederhana ini bukan sekadar menghasilkan madu, tetapi juga menghadirkan nilai edukatif dan semangat pelestarian lingkungan. Di tengah hiruk-pikuk modernitas, Herry menunjukkan bahwa dari hal-hal kecil, bisa lahir perubahan besar.
– Lebah Galo-Galo: Si Pekerja Kecil Tanpa Sengat
Galo-galo adalah jenis lebah lokal tanpa sengat (stingless bee), yang sangat cocok dibudidayakan di lingkungan rumah. Mereka jinak, tidak berbahaya, dan menghasilkan madu yang kaya manfaat kesehatan. Madu galo-galo dikenal memiliki rasa asam-manis segar dan kadar antioksidan yang tinggi, menjadikannya pilihan terbaik untuk menjaga daya tahan tubuh secara alami.
Dengan budidaya yang ramah lingkungan dan tidak membutuhkan lahan luas, lebah ini sangat ideal untuk dikembangkan sebagai usaha rumahan. Dan itulah yang dilakukan oleh Herry Setiawan dengan brand Madu Galo – Galo Cupiang yang sudah merambah pasar global.
– Dari Barang Bekas, Tercipta Rumah Lebah yang Produktif
Inspirasi unik dari UMKM ini adalah pemanfaatan barang-barang bekas seperti peti kayu dan pipa plastik untuk dijadikan sarang lebah. Di tangan Herry, limbah sederhana disulap menjadi rumah bagi koloni lebah, yang kemudian menghasilkan madu berkualitas tinggi.
“Dari pekarangan rumah ternyata bisa menghasilkan,” ungkap Hery. Ia membuktikan bahwa dengan kreativitas dan kepedulian pada alam, siapa pun bisa memulai usaha sambil tetap menjaga lingkungan.
– Edukasi, Ekonomi, dan Ekologi — Tiga Pilar Madu Galo-Galo Cupiang
Lebah galo-galo tak hanya menghasilkan madu. Mereka juga memberi pelajaran kehidupan, terutama bagi anak-anak dan generasi muda. Melalui kunjungan langsung ke lokasi budidaya Taman Buah Kandi, anak-anak bisa belajar tentang siklus hidup lebah, kerja sama koloni, dan pentingnya menjaga keseimbangan alam.
UMKM ini juga menjadi contoh nyata ekonomi hijau — usaha yang berjalan seiring dengan pelestarian alam. Dengan menjaga koloni lebah, kita juga menjaga proses alami penyerbukan tanaman yang sangat penting bagi pertanian dan ketahanan pangan.
– Sudah Saatnya Rumah Lebah Kita Rawat
Lebah telah banyak memberi: madu, propolis, lilin, dan jasa ekologi. Sekarang, sudah saatnya kita membalasnya. Salah satu misi dari Madu Galo-Galo Cupiang adalah mengajak masyarakat untuk memperbaiki dan merawat rumah-rumah lebah, agar produksi madu tetap berlanjut, dan populasi lebah tetap terlindungi.
Melalui kampanye lokal ini, Herry ingin membangkitkan kesadaran bahwa lebah adalah anugerah alam yang harus dijaga bersama.
– Produk Lokal, Cita Rasa Alami
Madu Galo-Galo Cupiang dipanen langsung dari sarang alami di lingkungan yang bebas pestisida. Proses panen dilakukan dengan hati-hati agar koloni tetap sehat dan produktif. Madu kemudian dikemas dengan standar higienis, siap dinikmati oleh siapa saja yang menginginkan manfaat alami dari alam.
– Produk ini cocok untuk :
1. Menjaga daya tahan tubuh secara alami
2. Campuran teh, jamu, atau smoothie
3. Oleh-oleh khas Sawahlunto yang sehat dan berkesan
4. Edukasi anak-anak tentang keajaiban alam
– Mari Dukung UMKM Lokal, Lestarikan Anugerah Alam
Dengan membeli Madu Galo-Galo Cupiang, Anda bukan hanya mendapatkan produk alami berkualitas, tetapi juga berkontribusi langsung dalam pelestarian lebah lokal dan mendukung ekonomi kreatif masyarakat.
Kecil tubuhnya, besar manfaatnya. Lebah galo-galo adalah simbol ketekunan, kolaborasi, dan keajaiban alam. Dan melalui tangan-tangan penggerak seperti Hery Setiawan, potensi ini kini menjelma menjadi sumber inspirasi dan penghidupan bagi banyak orang. (Ris1)
Komentar